Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 22 Juni 2022

Reconstruction of Thinking in Colorful Hats*


(Bagian 1)
Dalam acara pertukaran pelajar internasional yang diadakan oleh lembaga International Studec bekerja sama dengan Center for Strategic Entrepreneurship and Leadership Universitas Indonesia beberapa hari yang lalu, saya mendapat wawasan dari salah satu Profesor Universitas Jerman tentang cara berpikir menggunakan topi warna-warni. . Saya tidak tahu apakah saya baru mendengarnya atau belum pernah membacanya, tapi yang pasti pola pikir topi warna-warni ini sangat cocok bagi kita untuk menyusun ide, rencana dan strategi pengambilan keputusan di segala sektor kehidupan.

Saya mulai menelusuri profil Edward de Bono yang melahirkan konsep The Six Thinking Hats. Nama lengkapnya Edward Charles Francis Publius de Bono (1933-2021) mengajarkan banyak metode berpikir, Dia adalah penggagas cara berpikir lateral ini dan telah menulis sekitar 85 buku yang telah diterjemahkan ke dalam 46 bahasa di seluruh dunia. Edward De Bono merancang konsep berpikir untuk instansi pemerintah, perusahaan, organisasi, individu dan kelompok sosial.
Enam topi berpikir Edward De Bono adalah sistem sederhana dan efektif yang meningkatkan produktivitas kerja. Edward menggunakan personifikasi topi warna-warni dengan menjelaskan deskripsi setiap warna agar lebih mudah dicerna dan dipraktikkan. Enam topi sebagai metafora yang mendefinisikan jenis pemikiran tertentu. Kita dapat mengenakan atau melepas salah satu topi untuk menunjukkan jenis pemikiran yang akan digunakan. Banyak organisasi, baik publik maupun swasta, yang menggunakan sistem Enam Topi Berpikir Edward De Bono mengatakan bahwa hasilnya sangat menggembirakan, tim mereka lebih produktif dan umumnya lebih bahagia dan lebih sehat.
Mengenakan dan melepas topi ini warna ini sangat penting yang memungkinkan kita untuk berpindah dari satu jenis pemikiran ke yang lain. Jika kita tidak menemukan cara berpikir yang tidak sesuai dengan hasil, kita dapat mengubah dan menggunakan cara berpikir lain. Misalnya, dalam kelompok organisasi, semua anggota memakai topi yang sama pada waktu yang sama. Kemudian hasil yang berbeda akan ditemukan mengingat tujuan dan target yang berbeda.
Prinsip di balik Enam Topi Berpikir adalah pemikiran paralel yang memastikan bahwa setiap orang dalam rapat fokus dan memikirkan subjek yang sama pada waktu yang sama. Dalam sistem ini, berpikir dibagi menjadi enam kategori sesuai dengan pedoman yang harus dipatuhi.
Keenam topi warna-warni tersebut antara lain: Topi putih dengan tanda pengenal yang menanyakan informasi yang diketahui atau dibutuhkan. Topi Kuning melambangkan kecerahan dan optimisme. Kita bisa menggali sisi positifnya dan menyelidiki nilai dan manfaatnya. Kemudian Topi Hitam yang melambangkan kehati-hatian dan pemikiran kritis. Green Hat berarti berfokus pada kreativitas, kemungkinan, alternatif, dan ide-ide baru. (Dasar untuk mengekspresikan konsep baru dan persepsi baru - berpikir lateral). Selanjutnya, Topi Biru dapat digunakan untuk mengatur proses berpikir. Dan Topi Merah yang menandakan perasaan, firasat dan intuisi - tempat di mana emosi ditempatkan tanpa penjelasan.
*Aep Saefullah, MM. CPHCM, CHCBP, CHCM (Dosen di STIE Ganesha Jakarta)
Artikel ini telah dipublikasikan di www.kuningan.jarrakpos.com

Tidak ada komentar: